BAB 6 AGAMA ISLAM ( D3 Amik Wahana Mandiri )
04:06
By
pena&kertasputih
Syahtriani Paramitasari. D3 Amik Wahana mandiri.Seamolec Batch 4,
Tugas Agama Islam.
0
komentar
BAB 6
Syarat-syarat
Diterimanya Syahadatain
شُرُوْطُ
قَبُوْلِ الشَّهَادَتَيْنِ
# Kunci Sorga
• Dalam
atsar disebutkan
قِيلَ
لِوَهْبِ بْنِ مُنَبِّهٍ أَلَيْسَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ مِفْتَاحُ الْجَنَّةِ
قَالَ بَلَى
Ditanyakan
kepada Wahab bin Munabbih, "Bukankah laa ilaaha illallah itu merupakan
kunci surga?" Wahab menjawab, "Benar,”
# Kunci
yang Bergigi
وَلَكِنْ
لَيْسَ مِفْتَاحٌ إِلَّا لَهُ أَسْنَانٌ فَإِنْ جِئْتَ بِمِفْتَاحٍ لَهُ أَسْنَانٌ
فُتِحَ لَكَ وَإِلَّا لَمْ يُفْتَحْ لَكَ
tetapi
tidak dinamakan kunci kalau tidak mempunyai gigi. Jadi, jika kamu datang dengan
membawa kunci bergigi tentu kamu akan dibukakan, dan jika tidak demikian, pasti
tidak dibukakan untukmu."
# Syahadat
yang Memenuhi Syarat
• Syahadat
yang memenuhi syarat itu seperti kunci yang punya gigi
• Apabila
satu gigi kunci patah, maka kunci tidak dapat digunakan
• Begitu
pun syarat syahadatain, harus terpenuhi semuanya, tidak boleh ada yang rusak .
SYARAT
PERTAMA:
ILMU YANG MENIADAKAN KEBODOHAN
(اَلْعِلْمُ اَلْمُنَافِيْ لِلْجَهْلِ)
ILMU YANG MENIADAKAN KEBODOHAN
(اَلْعِلْمُ اَلْمُنَافِيْ لِلْجَهْلِ)
• Seseorang
yang bersyahadat harus memiliki ilmu tentang syahadat yang diucapkannya
• Orang
yang bersyahadat tanpa mengetahui makna/kandungan syahadat tidak diterima
• 3:18
bahwa yang diakui syahadat (persaksian)-nya hanya tiga pihak: Allah, malaikat,
dan orang-orang yang berilmu
شَهِدَ
اللَّهُ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ وَالْمَلائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا
بِالْقِسْطِ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
# Syahadat Orang yang Berilmu :
• Syahadat
orang yang berilmu disejajarkan dengan syahadatnya Allah dan malaikat
• Ditempatkannya
syahadat orang yang berilmu setelah syahadatnya malaikat merupakan pujian dari
Allah
– Syahadatnya
mantap sekali
– Paling
dekat dengan Allah
# Syahadat Ikut-ikutan :
• Syahadat
yang hanya sekedar ikut-ikutan saja tidak akan menghasilkan keimanan yang
mantap
• Iman
itu akan diuji
– Bagi
yang punya ilmu akan mantap dalam menjalani ujian
– Bagi
yang hanya ikut-ikutan akan mudah goyah dan jatuh
# Mati dengan Ilmu لاإله
إلا الله :
مَنْ
مَاتَ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ
Barangsiapa mati sedangkan dia mengetahui (memiliki ilmu)
لاإله إلا الله
masuk sorga (HR. Muslim)
# Ilmu dan Komitmen (Iltizam)
1. Pengetahuan (Ilmu)
2. Keyakinan
3. Kesetiaan
(WALA’)
4.
Koitmen (Iltizam )
“Pengetahuan akan melahirkan
keyakinan yang mantap. Keyakinan yang mantap akan melahirkan kesetiaan.
Kesetiaan akan melahirkan komitmen (iltizam) melaksanakan segala konsekuensi
syahadat “
Dialog Rasul SAW
dan Quraisy :
• Musyrikin Quraisy tengah mengadukan
perilaku Rasul SAW—dalam berdakwah—kepada Abu Thalib. Rasul SAW datang dan
hendak duduk di sebelah paman beliau tetapi Abu Jahal benci sehingga tidak ada
lagi tempat duduk kecuali di dekat pintu
• Abu Thalib: Duhai anak saudaraku, kaummu
mengadukanmu dan menuduhmu bahwa kamu telah menghina tuhan-tuhan mereka dan
kamu berkata ini-itu serta berbuat ini-itu
• Rasul SAW: Duhai Pamanda, sesungguhnya
aku hanyalah menginginkan atas mereka SATU KALIMAT. Dengan kalimat itu
ditundukkan bagi mereka bangsa Arab, dan disampaikan kepada mereka jizyah dari
bangsa Non-Arab
•
Musyrikin Quraisy: Ya, demi bapakmu,
sepuluh (kalimat pun mau)!
•
Rasul SAW: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
• Rasulullah SAW bersabda: Mereka langsung
berdiri sambil mengibaskan pakaian mereka dan berkata, “Mengapa ia
menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar
suatu hal yang sangat mengherankan.” (38:5)
•
Kemudian Rasulullah SAW membacakan
hingga ayat 8
• HR. Ahmad dalam Musnad Ahmad, bab
Bidayah Musnad Abdullah bin Abbas, Juz 7, hlm. 277
# Perbaharui Iman
dengan لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
جَدِّدُوا إِيمَانَكُمْ قِيلَ يَا رَسُولَ
اللَّهِ وَكَيْفَ نُجَدِّدُ إِيمَانَنَا قَالَ أَكْثِرُوا مِنْ قَوْلِ لَا إِلَهَ
إِلَّا اللَّهُ
“Perbaharuilah iman
kalian.” Dikatakan, “Duhai Rasulullah, bagaimana kami memperbaharui iman kami?”
Bersabda Rasul SAW, “Perbanyaklah mengucapkan لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ” (HR Ahmad)
Banyak mengucapkan
tanpa mengetahui maknanya, tidak akan dapat menghayatinya, sehingga tidak
berpengaruh dalam memperbaharui iman .
# YANG DIKEHENDAKI ALLAH TERHADAP DIRI KITA
(مَا أَرَادَهُ اللهُ بِنَا)
(مَا أَرَادَهُ اللهُ بِنَا)
• Misalnya Allah menghendaki diri kita besok mendapatkan ini dan itu à kita harus ridho
menerimanya
• Sesungguhnya, apa yang dikehendaki Allah terhadap diri kita sudah
ditetapkan sejak umur kita 40 hari di dalam kandungan
ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ
فِيهِ الرُّوحَ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ
وَشَقِيٌّ أَمْ سَعِيدٌ
Kemudian Allah mengutus malaikat, lalu
meniupkan ruh dan ditetapkan empat ketetapan: rizkinya, ajalnya, amalnya, dan
sengsera atau bahagia (HR. Ahmad)
• Realisasi ketetapan tentu mudah bagi Allah
0 komentar: