Striming ( Produksi Kamera )
05:13
By
pena&kertasputih
Syahtriani Paramitasari. D3 Amik Wahana mandiri.Seamolec Batch 4
0
komentar
Produksi dimulai dari merekam
video dengan berdasarkan dan konsep yang sudah dirancang. Kemudian proses rekaman baik visual maupun
audio dilakukan, dan seluruh pendukung bekerjasama dalam proses produksi. Pada
proses produksi Anda harus menyiapkan:
1. Alat Perekam Gambar (Camcorder)
Kamerawan memerlukan sejumlah
peralatan standar untuk dapat merekam gambar dengan baik, di antaranya.
● Kamera (camcorder) untuk merekam gambar dan
suara, contoh: kamera profesional, handycam.
● Tripod, agar kamera tidak
bergoyang.
● Lampu kamera untuk
menambah cahaya, dalam kondisi kurang cahaya.
●
Mikropon untuk merekam suara ketika melakukan pengambilan
gambar.
a. Menangkap Gambar Dengan Kamera Handycam
Kamera merupakan
salah satu alat penting dalam suatu pembuatan film. Fungsi kamera yaitu
mengambil atau merekam adegan-adegan (kegiatan) yang diarahkan oleh sang
sutradara kemudian divisualisasikan oleh pemain-pemain yang melakukan adegan-adegan.
Kamera dioperasikan oleh kru film yang biasa disebut kamerawan dan dioperasikan
sesuai dengan arahan sutradara. Seorang kamerawan perlu mengetahui jenis-jenis
kamera, mengenal teknik memegang kamera, teknik pengambilan gambar, dan hal –
hal lain dalam pengambilan gambar.
1)
Teknik memegang kamera video
Peganglah kamera dengan mantap.
Gunakan satu tangan untuk memegang kamera dan mengoperasikan kontrol zoom, dan tangan yang lain untuk menjaga
agar posisi kamera tidak bergoyang. Dapat digerakkan ke berbagai posisi,
tergantung dari sudut pengambilan yang diinginkan atau gunakan selalu tripod
untuk menjaga gambar tetap stabil.
2)
Zoom
Hindarkan penggunaan teknik zoom untuk merekam pemandangan yang luas
tanpa menggunakan tripod. Ini adalah cara dasar untuk menghindari terjadinya
guncangan pada gambar. Dalam proses melakuan zoom in dan zoom out
kamerawan terlebih dahulu harus memastikan angel terakhir dari angel zoom tersebut.
3)
Peraturan 5 detik
Peraturan penting dalam merekam
adalah, rekamlah dalam waktu yang lebih lama dan hindarkan gerakan kemera yang
tidak perlu. Selalu rekam satu adegan sekurang – kurangnya dalam 5 detik. Ini
akan memudahkan editor untuk mengambil potongan-potongan gambar yang
diperlukan. Ingat untuk tetap menghitung dalam hati sampai 5 detik, meskipun
pada kondisi yang sulit. Rekam subyek Anda selama 5 detik, stop dan ambil
gambar yang lain.
4)
Fokus, Exposuredan keseimbangan cerah putih (White Balance)
Hal pertama yang harus
dilakukan kamerawan sebelum mengambil gambar adalah menyesuaikan “mata” kamera
pada setiap kali pindah lokasi untuk pengambilan gambar. Periksa selalu fokus
dan exposure. Bila
menggunakan zoom jauh dan
dekat, fokuskan selalu pada jarak ideal ke objek yang Anda inginkan untuk
direkam. Setiap kali kamerawan mengubah lokasi pengambilan gambar maka kondisi
cahaya pasti juga akan berubah, maka kamerawan perlu menyesuaikan keseimbangan
warna putih pada kamera. Proses ini disebut dengan mengatur keseimbangan cerah
putih (white balance) kamera.
5)
Tanggal dan Waktu
Jangan pernah memasang tanda
tanggal dan waktu pada layar yang terekam, ini akan membuat video sama sekali
tidak dapat digunakan. Penulisan tanggal dan waktu pada layar tidak membuktikan
bahwa video ini diambil pada saat yang tertulis di layar, karena bisa saja yang
tertulis tanggal 5 November 1950 tidak menjamin pengambilan video tersebut pada
tahun 1950, bisa saja setiap orang mengubah tanggal dan waktu tersebut. Namun,
sebaiknya Anda selalu merekam suara Anda pada awal pengambilan gambar yang
menjelaskan kapan gambar tersebut direkam, lokasi Anda merekam gambar. Cara
inilah yang dapat merekam secara permanen informasi waktu dan tempat
pengambilan gambar.
6)
GambarPengisi (Cutaways)
Bila Anda merekam sebuah objek,
kegiatan ataupun wawancara Anda perlu mengambil gambar yang lain. Sebagai
contoh, bila Anda merekam sebuah wawancara Anda perlu untuk merekam juga kantor
orang yang Anda wawancarai atau sesuatu yang lain untuk memberikan penjelasan tambahan
bagi video wawancara Anda. Contoh lain, bila Anda membuat video tentang orang
utan, jangan lupa untuk merekam hutan tempat mereka tinggal dan kebakaran hutan
yang merusakkan habitatnya, bila ada ini akan membuat sebuah video lebih
informatif.
Berikut
ini adalah prosedur dasar menggunakan kamera.
1) Cara merekam gambar
●
Hidupkan kamera
●
Atur viewfinder
●
Masukkan media simpan (kaset pita,
kartu memori, cd, dvd, hardisk, dll)
●
Atur ulang kode waktu/time code
●
Setiap mengambil gambar baru,
rekam color bars selama 10 detik,
bila ada.
●
Atur white balance
●
Atur suara, pastikan level audio
bergerak.
●
Pilih objek yang akan direkam
●
Atur fokus
●
Perhatikan “bingkai” dan komposisi
●
Tekan tombol record
●
Rekam gambar yang diinginkan
●
Tekan kembali tombol record atau stop untuk berhenti
2) Cara mengatur fokus
●
Zoom in ke arah objek/subjek yang akan direkam
●
Bila menggunakan manual fokus,
atur fokus hingga gambarnya terlihat jelas
●
Ukur gambar yang diinginkan
●
Pengoperasian harus diulang untuk
setiap gambar yang akan direkam
b. Menangkap Gambar Dengan Telepon Genggam (Handphone)
Mengabadikan gambar saat ini
semakin mudah, apalagi dengan banyaknya telepon genggam (Handphone) yang dilengkapi fasilitas untuk merekam video.
Berikut adalah tips menangkap gambar dengan menggunakan Handphone:
1)
Lebih dekat ke obyek
Ponsel kamera yang beredar
kebanyakan tidak dibekali dengan lensa zoom yang maksimal, jadi pastikan Anda
mendekati objek yang akan direkam.
2)
Hati-hati dengan cahaya
Cobalah untuk mengambil gambar
dalam kondisi penerangan yang cukup. Saat merekam di bawah terpaan sinar
matahari, obyek jangan membelakangi datangnya cahaya, karena obyek akan menjadi
gelap. Sebaiknya obyek menghadap sumber cahaya.
3)
Keseimbangan
Jaga keseimbangan, usahakan
tangan Anda jangan sampai bergoyang saat merekam. Ini untuk menjaga
agar gambar yang dihasilkan stabil, tidak goyang.
4)
Hindari penggunaan digital zoom
Dekatkan diri ke objek dengan
cara menggeser posisi Anda, bukan dengan digital
zoom. Penggunaan digital zoom
bisa membuat kualitas gambar berkurang.
2. Ukuran Gambar
Ukuran
gambar biasanya dikaitkan dengan tujuan pengambilan gambar, tingkat emosi,
situasi dan kodisi objek. Ukuran pengambilan gambar selalu berkaitan dengan
ukuran tubuh manusia. Terdapat bermacam-macam istilah antara lain pada tabel II.1
berikut.
Tabel II.1
Istilah Ukuran Gambar
No.
|
Istilah Ukuran Gambar
|
Contoh Gambar
|
1
|
Establishing
Shot: shot pembuka dari suatu adegan yang
memperlihatkan tempat dan waktu adegan itu berlangsung.
|
|
2
|
Extreme
Long Shot (ELS): gambar diambil dari jarak
sangat jauh, yang ditonjolkan bukan objek lagi tetapi latar belakangnya.
Dengan demikian dapat diketahui posisi objek tersebut terhadap lingkungannya.
|
|
3
|
Very
Long Shot (VLS): menunjukkan subjek yang berada di
tengah lingkungan sekitarnya. Dalam ukuran VLS ini, lingkungan di sekitar
objek lebih dominan. VLS akan menampilkan panorama yang akan memenuhi layar.
|
|
4
|
Long
Shoot (LS): pengambilan secara keseluruhan tubuh
dari kepala sampai kaki. Gambar diambil dari jarak jauh, seluruh objek
terkena hingga latar belakang objek.
|
|
5
|
Full
Shot (FS): pengambilan gambar objek secara
penuh dari kepala sampai kaki.
|
|
6
|
Medium
Long Shot (MLS): gambar diambil dari jarak yang
wajar, sehingga jika misalnya terdapat 3 objek maka seluruhnya akan terlihat.
Bila objeknya satu orang maka tampak dari kepala sampai lutut.
|
|
7
|
Knee
Shot (KS): pengambilan gambar objek dari kepala
hingga lutut.
|
|
8
|
Wide
Angle (sudut lebar): ukuran pengambilan gambar yang
memasukkan keadaan sekeliling, jadi sudut lebar akan memberikan pandangan
atas keseluruhan keadaan.
|
|
9
|
Mid
Shot (MS): menunjukkan mulai bagian kepala sampai
pinggul. Ukuran MS berfungsi untuk menunjukkan siapa yang sedang melakukan
aksi.
|
|
10
|
Medium
Close Up (MCU): menunjukkan mulai bagian kepala
sampai bahu. Ini merupakan standar pengambilan gambar dalam wawancara.
|
|
11
|
Close
Up (CU): gambar diambil dari jarak dekat. Dalam
merekam suatu gambar subjek yang tengah melakukan aksi, maka CU berfungsi
untuk memfokuskan sebuah aksi yang
tengah dilakukan. Hanya sebagian dari objek yang terlihat seperti hanya
mukanya saja atau sepasang kaki yang bersepatu baru.
|
|
12
|
Big
Close Up (BCU): pengambilan gambar wajah yang
memenuhi layar penampilan gambar
|
|
13
|
Extreme
Close Up (ECU): pengambilan gambar yang
terlihat sangat detail seperti hidung pemain atau bibir atau ujung tumit dari
sepatu.
|
|
14
|
One
Shot (1S): Pengambilan gambar satu objek
|
|
15
|
Two
Shot (2S): pengambilan gambar dua orang.
|
|
16
|
Three
Shot (3S): pengambilan gambar tiga orang.
|
|
17
|
Group
Shot (GS): pengambilan gambar sekelompok orang.
|
3. Gerakan Kamera
Gerakan
kamera akan menghasilkan gambar yang berbeda. Oleh karenanya maka dibedakan
dengan istilah-istilah sebagai berikut:
a.
PAN atau PANNING, yaitu pergerakan
kamera secara horizontal, yaitu gerakan kamera dari kiri ke kanan (PAN KANAN)
atau dari kanan ke kiri (PAN KIRI).
b.
TILT atau TILTING,
yaitu pergerakan kamera secara vertikal gerakan kamera dari
c. TRACK IN, yaitu teknik pengambilan gambar yang dimulai dengan cara menggerakan
kamera mendekati objek.
d.
TRACK OUT, yaitu teknik pengambilan gambar
yang dimulai dengan cara menggerakan kamera menjauhi objek.
Hal yang harus diperhatikan pada pengambilan
gambar:
1.
Setiap gerak harus memiliki makna
yang mendukung kelebihan produk.
2.
Kejelian kamera menampilkan bagian
utama dan kelebihan produk atau cara
kerja.
3.
Urutan terjaga kontinuitasnya.
4.
Apabila tidak menggunakan tripod
atau penyangga kamera, hindari penggunaan zoom
in. Sebaiknya kamerawan mendekati objek sebagai pengganti zoom in.
5.
Untuk memfokuskan objek (mengarahkan
kamera pada satu titik objek tertentu) lakukan zoom in, pastikan objek sudah
fokus kemudian zoom out sampai pada posisi kedudukan semula. Lakukan perekaman
gambar.
4. Tata Cahaya
Satu hal yang perlu
diperhatikan dalam pengambilan gambar adalah tata cahaya. tata cahaya dibuat sesederhana mungkin selama pengambilan
gambar, objek harus menghadap sumber cahaya utama. Disarankan dengan membuat
sumber cahaya melalui 3 titik.
Teknik tata cahaya tiga titik (Three Point Lighting) adalah metode
standar yang digunakan dalam media visual seperti video, film dan fotografi.
Ini adalah sistem yang sederhana namun serbaguna yang menjadi dasar tata
cahaya.
Teknik ini menggunakan tiga
lampu yang disebut key light, fill light dan back light. Tentu Anda akan membutuhkan tiga lampu untuk
memanfaatkan teknik sepenuhnya. Perhatikan hal – hal sebagai berikut:
●
Jika Anda hanya memiliki satu
lampu, jadikan key light.
●
Jika Anda memiliki 2 lampu, satu
adalah key light dan yang lain adalah
sebagai fill light atau back light.
a.
Key Light
Key light adalah penyinaran
terarah yang utama (mainsource) yang
mengenai/jatuh pada suatu objek. Key
light menghasilkan bayangan yang kuat, memberikan tekanan pada segi yang
menarik dari objek dan membentuk dimensi.
b.
Fill Light
Fill light adalah penyinaran
yang digunakan untuk melunakkan bayangan yang dihasilkan oleh key light. Ini adalah cahaya sekunder
yang digunakan untuk mengatur bayangan agar tidak terlalu keras atau lembut
yang diciptakan oleh key light.
Mengisi biasanya akan lebih lembut dan setengah daya dari key light. Untuk mencapai hal ini, Anda bisa memindahkan cahaya
lebih jauh atau Anda mungkin juga ingin mengatur cahaya pengisi lebih banyak
dari lampu kunci/utama.
c.
Back Light
Back light adalah penyinaran
dari belakang subjek (berlawanan arah kamera) diatur sehingga jatuh mengenai
kepala dan bahu dari subjek. Penyinaran ini membentuk garis tepi dari bentuk
subjek sehingga memberi kesan memisahkan subjek dengan latar belakang.
5. Tata Suara
Tata suara adalah bagian
penting dari sebuah produk video, untuk melengkapi sebuah penjelasan sebuah
cerita. Dalam membuat
presentasi video adakalanya selain menggunakan suara presenter sendiri juga
menggunakan suara orang lain dalam membacakan narasi dari video yang
ditampilkan.
Voice over adalah narasi tambahan
yang berupa suara manusia yang
membacakan sebuah cerita/narasi yang berkaitan dengan video yang dibuat. Hal
yang harus diperhatikan dalam voice over
adalah pemilihan voice over talent
atau orang yang mengisi/menyuarakan voice
over. Hal ini penting karena ini berpengaruh terhadap proses selanjutnya.
Dalam praktiknya, voice
over menggunakan perangkat perekam suara yang sudah cocok dengan komputer,
misalnya microphone komputer itu
sendiri. Kemudian setelah proses perekaman suara narrator/voice over talent,
dilanjutkan dengan editing suara hasil
rekaman tersebut, misalnya dengan pembersihan noise, menaikkan gain dan lain-lain sehingga suara bagus dan siap
untuk digabungkan dengan gambar.
Hal hal
yang perlu diperhatikan dalam perekaman suara:
1.
Pastikan peralatan perekaman suara
dalam kondisi baik /tidak rusak yang dapat mengasilkan gangguan suara (noise).
2. Pastikan indikator level audio pada kamera bekerja.
3. Jangan
melakukan aktifitas yang tidak perlu yang dapat menyebabkan suara, hingga
menggangu proses perekaman.
0 komentar: