• Korea
  • SELAMAT DATANG DI BLOGER PENA & KERTAS PUTIH

    BAB 14 AGAMA ISLAM ( D3 Amik Wahana Mandiri )

    BAB 14
    Waktu



    A.            ARTI WAKTU

    ·         Untuk mengetahui arti satu tahun, tanya pada seorang siswa yang gagal SPMB
    ·         Untuk mengetahui arti satu bulan, tanya pada ibu yang melahirkan bayi premature
    ·         Untuk mengetahui arti satu minggu, tanya pada editor majalah mingguan
    ·         Untuk mengetahui arti satu hari, tanya pada buruh harian yang punya enam orang anak
    ·         Untuk mengetahui arti satu jam, tanya pada orang yang sedang mengerjakan ujian
    ·         Untuk mengerti arti satu menit, tanya pada orang yang ketinggalan kereta
    ·         Untuk mengetahui arti satu detik, tanya pada seseorang yang selamat dari kecelakaan
    ·    Untuk mengetahui arti satu milidetik, tanya seseorang yang memenangkan medali di Olimpiade.

    B.      MANAJEMEN WAKTU
    Manajemen waktu adalah perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian, dan evaluasi penggunaan waktu.
    STRATEGI PENJADWALAN
    •          Buat daftar kegiatan yang akan dikerjakan
    •          Buat skala prioritas dari tiap kegiatan
    •          Perkirakan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tiap kegiatan
    •          Alokasikan waktu untuk tiap kegiatan
    •          Kendalikan penggunaan waktu agar tercapai efisiensi
    •          Evaluasi penetapan jadwal
    C.               PENYEBAB PENUNDAAN
    ·                  Menghindari hal yang dianggap tidak menarik, tidak menyenangkan, atau tidak penting.
    ·                  Tugas sangat kompleks sehingga mengurangi motivasi
    ·                  Merasa masih memiliki banyak waktu
    ·                   Malas 

    D.               MENGHILANGKAN KEBIASAAN MENUNDA
    •          Amati kelakuan menunda
    •          Temukan alasan penundaan
    •          Singkirkan pikiran negatif
    •          Jangan terus bekerja dalam tekanan
    •          Jangan terbawa perasaan
    •          Percaya diri untuk memulai
    •          Mulai saat ini



    0 komentar:

    BAB 13 AGAMA ISLAM ( D3 Amik Wahana Mandiri )

    BAB 13

    Sikap terhadap Dua Hal

      1.       Tawazun (keseimbangan) sangat penting dalam kehidupan à tidak tawazun akan fatal akibatnya
      2.       Biasanya tawazun berkaitan dengan mensikapi dua atau beberapa amal yang mesti dilakukan agar sikapnya   tepat (adil): memberikan hak kepada yang berhak Tawazun di Alam Semesta
      3.       Allah SWT menciptakan langit dan semua isinya dengan tawazun
      4.       55:7-9 ada 3 sikap:
    -                Tawazun: وَوَضَعَ الْمِيزَانَ à وَأَقِيمُوا الْوَزْنَ بِالْقِسْطِ
    -                Jangan berlebihan: أَلا تَطْغَوْا فِي الْمِيزَانِ
    -                Jangan mengurangi: وَلا تُخْسِرُوا الْمِيزَانَ
      5.    Ada perintah dan larangan agar tetap menjaga keseimbangan (tawazun)HANIF
     6.  Adanya fitrah inilah yang membuat manusia memiliki kecenderungan kepada kebaikan atau yang disebut  HANIF
      7.  Maka kecenderungan baik (hanif) mesti dipertahankan à 30:30 perintah untuk perhatian terhadap DIEN  YANG LURUS, yang akan membawa fitrah tetap pada jalan yang lurus
      8. Ingat! Bahan baku yang telah diberikan Allah itu baik, tapi jika tidak dipelihara akan rusak Memelihara  Fitrah. Agar fitrah yang hanif ini terpelihara dengan baik, perlu bersikap TAWAZUN terhadap 3 potensi  manusia: jasad, akal, dan ruh. Manusia menurut Islam terdiri dari 3 unsur:
    -                   JASAD (physical being)
    -                   AKAL (intellectual being)
    -                   RUH (spiritual being) à Barat sering melupakan yang ini اَلْغِذَاءُ اَلْجَسَدِيُّ (Makanan Jasad)
      9.        Makanan jasad, ya makanan yang biasa kita makan: nasi, tahu, tempe, daging, sayur, susu, madu, air, dll
     10.   Kurang makanan à lemah, sakit, bahkan bisa mati (kelaparan)
    11.   Allah SWT telah menyediakan makanan untuk manusia dengan dua patokan:
    a.          Halal dan baik 2:168, 5:88, 8:69, 16:114
    b.         Tidak berlebihan 6:141, 7:31
    Cenderung Berlebihan. Allah SWT hanya melarang untuk tidak berlebihan, tapi tidak ada larangan jangan kekurangan. Karena kecenderungan manusia dalam masalah ini adalah berlebihan, tidak ada yang mau kekurangan. Bahkan tubuh manusia ternyata didisain oleh Allah, mampu menampung lemak hampir tanpa batas à ada manusia yang berbobot 600 kg. Berlebihan di sini juga berarti memakan makanan yang haram atau tidak membayar zakatnya (68:17-33) atau mengharamkan makanan yang halal (66:1). Agar mendapatkan makanan à mesti bekerja: pekerjaan yang baik, bukan mencuri, menipu, dll . Makanan halal tapi didapat dengan uang yang haram akan masuk ke dalam tubuh sehingga tubuh ada unsur haramnya.
    اَلْغِذَاءُ اَلْعَقْلِيُّ (Makanan Akal)
    •       Makanan akal adalah ILMU
    •       Kurang ilmu à akalnya lemah, “kurus” (bodoh)
    •       Seperti makanan jasad, ilmu pun mesti yang baik sehingga bermanfaat
    •       Ilmu yang buruk: ilmu sihir, ilmu mencuri, dll
    Ayat-ayat yang Pertama Turun: ILMU
    •       Ada tiga surat yang pertama turun
      1.       Al-’Alaq: 1-5 à perintah membaca (iqra’)
      2.       Al-Qalam à ayat 1 Demi PENA dan apa yang DITULIS
      3.       Al-Muzammil:1-19 à perintah membaca al-Qur’an dengan perlahan (tartil)
    •       Pada masa kejayaan Islam, ilmu pengetahuan berkembang dengan pesan
    HIKMAH. Jika ilmu itu berkembang dengan baik, maka akan muncul hikmah (sikap bijak). 2:269 hikmah = kebaikan yang banyak
    –      Hikmah adalah memahami al-Qur’an
    –      Hikmah adalah kesesuaian ucapan dan perbuatan (الإصابة في القول والفعل)
    –      Hikmah adalah mengenal agama, memahaminya, dan mengikutinya
    –      Hikmah adalah pemahaman
    –      Hikmah adalah rasa takut (al-khasyyah) kepada Allah, karena pangkal segala sesuatu adalah takut kepada Allah
    اَلْغِذَاءُ اَلرُّوْحِيُّ (Makanan Ruh)
    •       Makanan ruh adalah dzikrullah (ingat kepada Allah)
    •       Inilah makanan yang kurang mendapatkan perhatian manusia pada umumnya
    •       “Lapar”-nya tidak terasa, padahal fenomenanya sudah muncul: gelisah, tidak dapat tidur
    •       Padahal ruh itu PENGENDALI diri kita
    Tidak Terkontrol
    •       Akibat kelemahan ruh, maka kehidupan seseorang tidak akan terkontrol
    –      Halal dan haram tidak dipedulikan
    –      Orang lain susah pun tidak dipedulikan
    –      Masyarakat hancur, negara hancur, bahkan dunia hancur pun tidak peduli
    –      Ia akan mementingkan dirinya sendiri
    Dzikrullah
    •       33:41 dzikir yang banyak (ciri mu’min)
    •       4:142 dzikir yang sangat sedikit (ciri munafik)
    •       “Aku terserah kepada persangkaan hamba-Ku terhadap Ku, jika ia menginat-Ku (baca: berdzikir) dalam diri-Nya, aku akan menyebutnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku didalam sebuah jamaah, aku akan menyebutnya di dalam jamaah yang lebih baik dari mereka.” (Hadits Qudsi, Muttafaqun ‘Alaihi dari hadits Abu Hurairah)
    •       Dzikir di sini bukanlah sebatas dzikir ucapan, tetapi
    •       taubat itu merupakan dzikir
    •       tafakkur itu dzikir
    •       menuntut ilmu itu dzikir
    •       mencari rezeki-jika niatnya baik-jiga termasuk dzikir
    •      dan segala sesuatu yang di sana ada upaya taqarrub kepada Allah dan anda selalu waspada akan      
            pengawasan-Nya kepada anda, maka itu adalah dzikir.
    •     Oleh karena itu orang yang arif adalah orang yang bisa berdikir di setiap waktu dan kesempatan
    Adab Berdzikir :
    Khusyu’, menghadirkan hati dan pikiran akan makna-makna lafal yang terucap, berusaha terwarnai olehnya, serta berusaha menetapi maksud dan tujuannya.
    Merendahkan suara sebisa mungkin, dengan konsentrasi yang penuh dan iradah yang sempurna, sehingga tidak mengganggu yang lain (Al-A’raf: 205)
    Sesuai dengan jamaah (irama dan suaranya), jika kebetulan dzikirnya itu bersama jamaah. Usahakan agar tidak mendahului, terlambat, atau mengungguli bacaan mereka
    Bersih pakaian dan tempat, memperhatikan tepat-tempat yang terhormat dan waktu-waktu yang sesuai
    Mengakhiri dengan penuh khusu’ dan adab, menjauhi kesalahan dan main-main, yang hal itu bisa menghilangkan faedah dan pengaruh dzikir.
    Macam-macam Dzikir :
    Al-Wazhifah
    a.             Wirid Qur’an
    b.            Doa-doa siang dan malam
    c.             Doa-doa yang ma’tsur dalam berbagai kesempatan
    d.            Wirid Ikhwan: wirid doa dan wirid rabithah
    Efek Kekurangan Makanan. Terhadap jasad: lapar atau mati à efek pribadi
    ·         Terhadap akal: bodoh 
    ·         Terhadap ruh: mati hati
    ·         Secara rinci sudah diuraikan dalam madah “NAFSUL INSAN”Ni’mat Lahir dan Batin
    Jika jasad, akal, dan ruh terpenuhi keperluannya dengan tawazun, maka itulah ni’mat yang sejati: lahir dan batin (31:20)Kehidupannya akan stabil, tidak mudah tergoncang



    0 komentar:

    BAB 12 AGAMA ISLAM ( D3 Amik Wahana Mandiri )

    BAB 12
    Kebutuhan Manusia terhadap Rasul

    ·         Manusia Pertama
    1.       Ketika Allah SWT menurunkan Adam AS beserta istrinya ke bumi, maka kemudian memiliki anak
    2.       Setiap kali mengandung, Hawa melahirkan satu pasang anak kembar: laki-laki dan perempuan
    3.       Syari’at yang diterapkan: perkawinan silang dan tidak boleh menikah dengan kembarannya

    ·         Perkembangan Manusia
    1.       Manusia kemudian berkembang dan menyebar ke berbagai tempat
    2.       Mereka bersuku-suku dan berkabilah-kabilah
    3.       Mereka hidup tanpa petunjuk, sehingga menyimpang dari kebenaran
    4.       Allah SWT mengutus RasulNya untuk mengembalikan mereka ke jalan kebenaran
    5.       Rasul yang diutus biasanya berasal dari kaum mereka sendiri

    ·         Fitrah Manusia (اَلْفِطْرَةُ)
    1.       Allah SWT telah menanamkan fitrah (Islam) kedalam setiap janin yang sudah ditiupkan ruh
    2.       Saat itulah Allah mengambil perjanjian kepada manusia dengan sebuah pertanyaan, “Apakah Aku ini Rabb kalian?” Maka semuanya membenarkannya dan menjadi saksi (7:172).
    3.       Karena itulah, peradaban apapun yang berlaku pada manusia, purba ataupun modern, ada yang tidak dapat dihilangkan dari diri manusia
    4.       Apa itu? .

    ·         Mengakui Eksistensi Pencipta
    (وُجُوْدُ الْخَالِق)
    1.       Fitrah yang ditanam oleh Allah tidak akan pernah hilang, yang terjadi adalah tertutupi dengan kotoran-kotoran lain
    2.       Oleh karena itu, manusia pasti mengakui bahwa di balik alam semesta yang megah dan teratur ini, ada Penciptanya
    3.       Hanya saja, karena tidak ada PETUNJUK yang benar, manusia berbeda-beda (salah) dalam menyebut dan mensifatinya.

    ·         Sang Pencipta
    1.       Keterbatasan akal manusia menyebabkan kesalahan dalam menggambarkan Sang Pencipta
    2.  Ada yang menganggap bahwa Pencipta itu terbatas pada satu kemampuan: langit sendiri penciptanya, laut, gunung, awan, dll ada pencipta dan pemeliharanya sendiri-sendiri
    a.       Bhrahma: dewa pencipta alam
    b.      Shiva: dewi perusak alam
    3.     Menyembah perusak lebih disukai dari pada pencipta, sehingga patung dewi Shiva yang lebih banyak disembah

    ·         Bangsa Arab
    1.       Bangsa Arab berasal dari keturunan Ismail AS
    2.       Mereka pertama kali mendapat bimbingan dari Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS
    3.    Sepeninggal Ismail AS tidak ada lagi Rasul yang diutus kepadanya sehingga terjadi banyak penyimpangan
    4.   Mereka mengakui dengan pasti akan keberadaan Allah sebagai Pencipta dan Pengatur alam, tetapi mereka mensekutukannya dengan lainnya (29:61, 63)

    ·         Kepastian Jawaban
    1.       Jika ditanya:
    o   "Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?"
    o   "Siapakah yang menurunkan air dari langit lalu menghidupkan dengan air itu bumi sesudah matinya?"

    ·         Beribadah kepada Pencipta

    (عِبَادَةُ الْخَالِقِ)
    1.       Setelah mengenal Pencipta, maka mereka pun menyembahnya
    2.       Akan tetapi, terjadi berbagai macam cara penyembahan
    3.     Semuanya tidak lepas dari berbagai kemusyrikan yang menyertai penyembahan kepada Sang Pencipta
    a.    Menyembah berbagai dewa-dewi, binatang, arwah, bintang, matahari, malaikat yang dianggap anak perempuan Allah (kepercayaan kafir Quraisy), berhala-berhala (27:24, 39:2)
    b.      Mengadakan berbagai sesaji dan korban untuk “tuhan-tuhan” itu

    ·         Naluri Menyembah
    1.  Fitrah itulah yang mendorong manusia memiliki naluri untuk menghormati, mengagumi, mensucikan, mengkultuskan Dzat yang dianggap Tertinggi
    2.       Selanjutnya di hadapan Dzat atau berbagai Dzat itu mereka menundukkan diri, menghinakan diri, ruku’, sujud
    3.       Sejarah manusia dalam setiap masa selalu ada tempat-tempat ibadah atau pemujaan

    ·         Hidup yang Tertata (اَلْحَيَاةُ اَلْمُنَظَّمَةُ)
    1.       Fitrah juga mendorong manusia hidup secara teratur
    o   Mereka hidup berkelompok-kelompok (49:13)
    o   Mereka menunjuk satu orang sebagai pemimpin mereka
    o   Mereka mentaati aturan yang disepakati bersama atau yang ditentukan oleh sang pemimpin
    2.       Hanya saja, karena ketiadaan petunjuk akhirnya mereka merasa lebih tinggi (superior) dibanding lainnya à terjadi penindasan, peperangan, penjajahan, perbudakan

    ·         Ashabiyah (Fanatisme Bangsa)
    1.       Sejarah mencatat berbagai bentuk fanatisme suku atau bangsa
    2.       Banga Arya merasa dirinya bangsa suci, tinggi
    3.       Begitu pula bangsa Yahudi, bangsa kulit putih, bangsa Arab di masa sekarang
    4.       Paham nasionalisme yang semula baik, kemudian berkembang menjadi chauvinisme (nasionalisme sempit dan berlebihan)
    5.       Antar-suku Arab Quraisy sering terjadi perang karena masalah yang sepele
    6.       Arab Madinah dibantu oleh Yahudi terlibat Perang Bu’ats selama 40 tahun sebelum Islam masuk

    ·         Kekacauan
    1.       Ketiadaan petunjuk menyebabkan terjadinya berbagai macam kekacauan
    o   Kacau dalam mempersepsikan Sang Pencipta
    o   Kacau dalam peribadatan
    o   Kacau dalam fanatisme dan penindasan terhadap rakyat oleh penguasa
    2.       Eropa berabad-abad hidup dalam kegelapan sebelum kedatangan Islam kesana
    3.    Arab adalah bangsa yang tidak diperhitungkan dalam percaturan dunia sebelum kedatangan Islam .

    ·         Petunjuk Rasul (هِدَايَةُ الرَّسُوْلِ)
    1.    Untuk mengatasi dan menyelesaikan berbagai kekacauan itu, maka Allah mengirim para rasul untuk memberikan petunjuk kepada umat manusia
    2.    42:52-53 وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus).
    3.   Petunjuk itu berupa WAHYU yang Allah turunkan kepada para nabi dan rasul, di antaranya berupa shuhuf (87:18-19) dan kitab-kitab (2:2)

    ·         Mengenal Pencipta (مَعْرِفَةُ الْخَالِقِ)
    1.   Dengan petunjuk itulah manusia dikenal oleh para rasul tentang Pencipta satu-satunya alam semesta ini, yaitu ALLAH SWT
    2.       6:102
    a.       Rabb kalian adalah ALLAH (ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ)
    b.      Tidak ada ilah kecuali Dia (لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ)
    c.       Pencipta segala sesuatu (خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ)
    d.      Sembahlah Dia (فَاعْبُدُوهُ)
    e.      Dia adalah Pemelihara segala sesuatu (وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ)

    ·         Hakikat Tuhan-tuhan Lain
    1.       Tidak dapat memberikan manfaat dan mudharat (13:16, 21:66, 26:73)
    2.       Dibantu bukan membantu (21:68)
    3.       Tidak dapat mendengar doa (26:72)
    4.       Nama-nama yang diada-adakan sendiri bukan tuhan yang menentukan namanya (53:23, 12:40)

    ·         Pedoman Hidup (مِنْهَاجُ الْحَيَاةِ)
    1.     Para rasul juga memberi petunjuk tentang aturan-aturan yang seharusnya menjadi pedoman hidup mereka, bukan aturan-aturan yang dibuat mereka
    2.   Pedomana hidup itu seharusnya mampu mengarahkan manusia pada jalan yang lurus (shiratul mustaqim) bukan jalan yang menyimpang dan sesat .
    3.   Pedoman hidup itu adalah ISLAM (6:153) inilah yang mesti diikuti dan jangan mengikuti pedoman yang lain karena akan menyimpangkan dari jalur yang benar.

    ·         Contoh Pelaksanaan
    1.  Para rasul tidak sekedar menjelaskan pedoman hidup secara teoritis saja, tetapi mereka menerapkan secara langsung dalam kehidupan mereka
    2.       Mereka adalah contoh hidup (نَمُوْذَجُ حَيٍّ) dari pelaksanaan pedoman hidup itu
    3.    60:4 kita disuruh mencontoh kepada Nabi Ibrahim dan orang-orang yang mengikutinya, termasuk Rasulullah SAW
    4.       33:21 Rasulullah SAW adalah teladan yang baik
    5.     Dikatakan bahwa Rasulullah adalah Al-Qur’an yang berjalan karena akhlaknya adalah al-Qur’an (كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ) HR. Ahmad.

    ·         Beribadah dengan Benar
    ·        
    (اَلْعِبَادَةُ اَلصَّحِيْحَةُ)
    1.    Berkat petunjuk Rasul, manusia mengenal Allah SWT dengan benar dan mengikuti pedoman hidup yang sejati
    2.      Dengan begitu, manusia akhirnya dapat beribadah kepada Allah SWT dengan ibadah yang benar
    3.       21:25 à sembahlah AKU saja
    4.       98:5 beribadah dengan memurnikan ketaatan






    0 komentar:

    BAB 11 AGAMA ISLAM ( D3 Amik Wahana Mandiri )

    BAB 11

    Hasil-hasil Mengikuti Rasul SAW

    ·         Hasil Ittiba’ Rasul SAW
    1.       Kita sudah tahu kewajiban kita kepada Rasul SAW à ada pihak yang tidak mau!
    2.       Siapa?
    3.       MUNAFIKIN: mulutnya bicara madu, hatinya racun
    4.       Bukti: selalu bikin makar dan ambil kesempatan menikam, kalau ada, dan menyalahkan muslimin bila dalam perang dapat bencana
    5.       Contoh: Perang Tabuk yang diulas dalam surat At-Taubah
    a.       Jika benar imannya à tidak minta idzin dari jihad (tidak ikut)
    b.      Tuntutan IMAN à ITTIBA’ (ikut)

    ·         Mengikuti Rasul (اَلاِتِّبَاعُ)
    1.       Bila kita meyakini Rasul SAW (iman) maka mestilah mengikuti Rasul SAW
    2.       Percaya tapi tidak mau ikut à masih ragu-ragu
    3.       Kalau kadang ikut, kadang bolos?
    4.       Berarti masih ada keraguan di hatinya, belum percaya penuh
    5.       3:31 cinta Allah dibuktikan dengan ikut Rasulullah
    6.       2:102 orang yang sesat ikut setan

    ·         Dua Kebaikan
    1.       Setiap kali Allah dan RasulNya menyuruh kita berbuat sesuatu à ada kebaikan bagi kita
    2.       Dan selalu kebaikan yang diberikan oleh Allah berlipat-lipat dari amal yang kita kerjakan
    3.       Ketika Allah memerintahkan kita untuk ITTIBA’ kepada Rasulullah à Allah akan memberikan dua kebaikan di dunia dan akhirat
    a.       KEBAIKAN DI DUNIA
    1.       Cinta dari Allah (مَحَبَّةُ اللهِ)
    2.       Rahmat dari Allah (رَحْمَةُ اللهِ)
    3.       Hidayah dari Allah (هِدَايَةُ اللهِ)
    4.       Kemuliaan (اَلْعِزَّةُ)
    5.       Kemenangan (اَلْغَلَبَةُ)
    b.      Cinta dari Allah (مَحَبَّةُ اللهِ)
    1.       Cinta dari Allah à cinta tanpa pamrih karena berasal dari Dzat yang tidak perlu apapun dari makhlukNya
    2.       3:31 kalau cinta kepada Allah à ITTIBA’ à cinta dari Allah
    a.       Ini namanya cinta yang pasti berbalas, bukan bertepuk sebelah tangan
    b.      Sababun-nuzul: pada masa Rasul beberapa kaum berkata kepada beliau, “Demi Allah, ya Muhammad, sungguh kami benar-benar mencintai Rabb kami.” Maka turunlah ayat ini à memerintahkan agar membuktikannya dengan ittiba’
    Dan jika Allah sudah mencintai seorang hamba (فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ), maka:
    1. كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ jadilah Aku sebagai pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar
    2. وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ sebagai penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat
    3. وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا sebagai tangannya yang ia gunakan untuk berbuat
    4. وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا sebagai kakinya yang ia gunakan untuk berjalan
    5. وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ  jika ia meminta (sesuatu) kepadaKu pasti Aku akan memberinya
    6. وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ jika ia memohon perlindungan dariKu pasti Aku akan melindunginya (HR Bukhari)
    ·         Mendatangi Adam AS dan Ulul ‘Azmi
    1.  Manusia mendatangi Adam AS (bapak manusia), Nuh AS (rasul pertama), Ibrahim AS (khalilullah),  Musa AS (kalamullah), dan Isa AS (kalimatullah), tapi semua menjawab, “Nafsii, nafsii, nafsii.” (diriku, diriku, diriku)
    2. Mereka mendatangi Muhammad SAW kemudian beliau bersujud kepada Allah. Allah mempersilakan beliau untuk mengajukan permintaan, maka beliau mengatakan, "Ummat hamba, ya Tuhan; ummat hamba, ya Tuhan; ummat hamba, ya Tuhan." Setelah itu lalu diucapkan: "Hai Muhammad, masukkanlah orang-orang yang tidak diperlukan untuk dihisab lagi dari ummatmu itu dari pintu sebelah kanan. Orang-orang itupun juga sebagai kawan-kawan para manusia yang akan masuk dari pintu selain pintu kanan.“ (HR. Bukhari-Muslim) .

    ·         Keceriaan Wajah (نُضَارَةُ الْوَجِهِ)
    1.  Pada hari kiamat umat Rasul SAW wajah dan seluruh anggota wudhunya bercahaya à perumpamaan: kuda belang putih wajah dan kakinya di antara kuda yang semua hitam
    2.  Beliau s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya ummatku yang akan datang itu ialah dalam keadaan bercahaya wajahnya serta putih bersih tubuhnya dari sebab berwudhu' dan saya adalah yang terlebih dulu dari mereka itu untuk datang ke telaga - haudh," (Riwayat Muslim).

    ·         Mendampingi Rasulullah
    (مُجَاوَرَةُ الرَّسُوْلِ)
    1.       Aisya ra berkata, “Seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau benar-benar lebih aku cintai dari diriku, lebih aku cintai dari pada anakku, dan sungguh saat aku berada di rumah lalu mengingatmu maka aku tidak sabar hingga melihatmu, dan apabila mengingat matiku dan matimu, aku tahu sungguh engkau apabila masuk sorga engkau ditinggikan bersama para nabi, sedang aku bila masuk sorga aku takut tidak melihatmu lagi.’ Nabi SAW tidak menjawab apa-apa, hingga Jibril menurunkan ayat 69 surat an-Nisa.”
    2.       Seorang pemuda datang kepada Nabi SAW dan berkata, “Wahai Nabi Allah, sesungguhnya kami dan engkau bisa melihat di dunia ini, sedang di hari kiamat kami tidak bisa melihatmu karena sesungguhnya di sorga pada tingkat yang tinggi,” maka turunlah 4:69

    ·         Bersahabat dengan Orang-orang Pilihan (مُصَاحَبَةُ)
    1.       Siapa mereka?
    2.       Mereka adalah orang-orang mulia yang telah diberi nikmat oleh Allah, dan mereka hanya ada 4 golongan: para nabi, shiddiqin, syuhada, dan sholihin
    3.       4:69 وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.

    ·         Keberuntungan (اَلْفَلاَحُ)
    1.       Siapa yang ittiba’ dengan Rasulullah SAW maka akan mendapatkan keberuntungan di akhirat
    2.       23:1-11 ketetapan dari Allah bahwa orang-orang mu’min pasti beruntung, yakni mereka mengikuti semua ajaran Islam
    a.       Mereka itulah yang mewarisi: SORGA FIRDAUS
    b.      Mereka kekal di dalamnya
















    0 komentar:

    .